Senin, 04 Januari 2010

S-a-m-i-n

Temenku, Dhini, punya kebiasaan manggil aku "Samin" kalo aku udah mulai macem-macem.
Maksudnya sih..orang gila gitu. Ternyata.. kata "Samin" itu ada sejarah luar biasanya lho.. Begini ceritanya:
"Samin itu nama seorang pimpinan sebuah wilayah di daerah Cepu. Dulu itu kan Belanda mau mengenakan kebijakan pajak tanah di daerah itu.. Nah, sebagai upaya perlawanan, Samin itu membuat strategi. Dia memerintahkan seluruh warganya untuk pura-pura gila (membrandal). Dan dengan strateginya itu akhirnya seluruh warga Samin berhasil mengelak dari kebijakan Belanda yang sewenang-wenang", demikian kisah yang disampaikan Mbah Wiwik (alias mas Wiwik) sore ini disertai nasehat supaya aku jangan marah kalo Dhini mulai ngeledekin aku samin lagi.

Kalo ada yang tertarik mempelajari lebih lanjut, klik aja http://id.wikipedia.org/wiki/Ajaran_Samin

Rabu, 25 November 2009

Kamus Bahasa Jawa-Inggris


Baru lihat kamus kayak gini. Javanese-English bo!

Sangat berguna buat para kaum bule yang mengunjungi daerah Jawa dan bersosialisi dengan masyarakat Jawa, juga untuk masyarakat Jawa yang ingin bertegur sapa atau bahkan punya relasi mendalam dengan kaum 'bule'. Singkatnya, kamus ini berjasa banyak lah untuk komunikasi kaum bule dan kaum jawa, terutama jika mereka ga bisa berbahasa Indonesia.

Pada bab-bab pendahuluan dikisahkan penulis kamus ini, Stuart Robson, pernah tinggal cukup lama di Jogjakarta(tahun 1972-1973 dan 1983-1985)sebelum proyeknya membuat kamus ini dimulai. Jadi ya..cukup akrab lah dengan bahasa Jawa (khususnya Bahasa Jawa Jogja) dan dibantu oleh Singgih Wibisono sebagai native speaker.

Pada bab selanjutnya sih saya belum ngelihat isinya gimana. Pertama kali lihat kamus ini di toko buku bule Peri Plus di Grand Indonesia si buku dalam keadaan tersegel. Dan yang kedua saya baca-baca tentang buku ini di google. Hehe...

Kamis, 19 November 2009

Film 2012


Beberapa waktu lalu dapet tiket nonton film 2012. Film tentang bencana global super dahsyat yang berhasil menenggelamkan dan memutar balik bumi. Sudah jadi isu publik bahwa film ini diilhami oleh gosip tentang kiamat yg katanya bakal terjadi pada tanggal 21/12/2012. Bahkan karena latar belakangnya tersebut film ini dikabarkan sempat dapet cap "Haram dikonsumsi".

Well, setelah nonton filmnya sih menurut saya cap itu sangat 'lebay' dan ga berdasar. Kenapa? Pertama, yang ditakutkan oleh lembaga pemegang kewenangan kasih cap halal/haram di negeri ini kan memandang film ini bisa menebarkan virus syirik, membuat kita percaya bahwa kiamat bakal terjadi di waktu itu (21/12/2012). Padahal,ayat jelas-jelas berkata bahwa tak satu mahluk pun mengetahui kapan kiamat akan terjadi, bahkan malaikat sekalipun. Nah, dari sini aja udah kelihatan bahwa yang menurunkan fatwa haram untuk film ini 90% ga pernah nonton maupun baca skenario film ini secara total. Jelas-jelas sampai film ini berakhir masih banyak mahluk yang bernafas di muka bumi. Meskipun banyak negara hancur dan tenggelam (termasuk juga negeri kita ini. Bahkan memang dari awal sampe akhir film ini ga ada inisiatif untuk menyelamatkan ummat negara berkembang kayak negara kita) tapi masih banyak manusia yang selamat, bahkan dikabarkan juga bahwa benua afrika baik-baik aja. Lalu,kiamat kubro apanya? Syirik mananya?
Instead of doomsday, what happened to the earth is just a HUGE global natural disaster. Mirip-mirip sama kisah nabi Nuh. Tapi bedanya, di kisah nabi Nuh yang selamat orang-orang beriman, tapi di film ini yang selamat mayoritas adalah orang-orang berduit. Sungguh film-nya orang kapitalis (geleng-geleng heran mode: on).
However, film ini..lumayan lah. Dapet nilai 70 deh dari skala 100. Mayoritas nilai bagus didapat dari visual effect-nya, dan hal yang bikin film ini ga dapet nilai 100 ada pada durasinya yang terlalu lama.

Foto: http://www.chinadaily.com.cn/showbiz/images/attachement/jpg/site1/20091116/0023ae606f170c6ad83b03.jpg

Kamis, 22 Oktober 2009

Sacred Romance of King Sulaiman and Queen Sheeba

Novel ini bercerita tentang kisah cinta Nabi Sulaiman dan ratu kerajaan Sabaa'iyah Bilqis dilihat dari sudut pandang Lahela, penata rias pribadi ratu.
"Bolehkah aku memanggilmu Bilqis, Yang Mulia Ratu?", tanya Sulaiman pada ratu Saba'.
"Apa itu Bilqis?"
"Dalam bahasa kami, Bilqis artinya permaisuri yang cantik"
Mendengar penjelasan Sulaiman, Ratu Saba' menjadi malu. Terlebih ia sejak awal memang menyimpan rasa pada Raja Muda dari negeri Ursyalim itu.

Tapi rasa cinta di antara mereka berdua urung membuat Bilqis langsung menerima pinangan Sulaiman ketika melamarnya. Bukan.. Bukan karena masalah agama karena ketika itu Bilqis telah beriman kepada Allah. Lalu?

"Dia punya lima puluh sembilan selir, Lahela. Lima puluh sembilan," ucap Bilqis lirih pada perias kepercayaannya.

Buku ini sangat romantis. Dikisahkan dengan bahasa yang indah dan disertai terjemahan ayat-ayat Al-Quran yang mendukung kisah ini.

Ketika menikmatinya para pembaca akan menemukan bahwa keajaiban-keajaiban dalam kisah Aladdin dan Lampu Wasiat, seperti permadani terbang dan karpet dari emas, banyak diilhami mu'jizat yang Allah berikan pada Nabi Sulaiman. Dan jika anda mendambakan romantisme cinta a la Cinderella, anda akan menyadari bahwa anda akan menyadari bahwa anda telah menghabiskan waktu mendamba kisah cinta yang tidak nyata dan sebaiknya anda segera beralih pada kisah cinta yang riil dan bahkan diabadikan dalam kitab suci ummat islam, Al-Quran, ini.

Selasa, 13 Oktober 2009

Tentang yang Meninggalkan dan yang Ditinggalkan

Selalu begitu akhir dari sebuah cerita cinta. Tentang yang meninggalkan dan yang ditinggalkan.
Yang meninggalkan selalu berlindung di balik tameng "ini adalah sebuah keterpaksaan". Tidak seratus persen salah. Terkadang perpisahan memang benar-benar sebuah akhir yang terpaksa. Terpaksa karena lelah berjuang.Ya. Entah apapun alasannya, mentok-mentoknya pasti kegiatan "meninggalkan" itu selalu dilandasi kelelahan berjuang. Lelah berjuang melakukan akulturasi dua prinsip yang berbeda, lelah berjuang menanamkan keyakinan dalam hati bahwa kekasih kita adalah pribadi yang menarik lagi terbaik, lelah berjuang demi hubungan yang ditentang semua orang.. lelah berjuang untuk hubungan yang dirasa tak mungkin.

Yang ditinggalkan pun selalu berlindung di balik predikat "di-"nya. Pasif... tidak melakukan apa-apa.. dan hanya jadi objek penderita atas kegiatan "meninggalkan". Lah.. siapa suruh dia pasrah-pasrah aja ketika ditinggalkan? Kenapa dia nggak mengetuk hati si peninggal dan meyakinkan bahwa "Lelah Berjuang" bukan hal terbaik yang bisa dilakukan? Atau sedari awal si peninggal memang berjuang sendirian dan si objek yang ditinggalkan memang pasif tanpa perjuangan sedari awal?

Sedari itu, Kawan... Sebelum ada kegiatan meninggalkan dan ditinggalkan, sebaiknya dikaji lagi apakah hubungan kalian memang sudah waktunya diakhiri. Kalo memang sudah waktunya... sudah tidak ada lagi akal, tenaga, maupun niat untuk berjuang... sudah kehabisan alasan..., mengakhiri memang hal yang semestinya dilakukan. Dan setelah mengakhiri, jangan pernah terpikir untuk menyambung hubungan yang sama kembali. Buat apa kalo akhirnya cuma sama-sama menyakiti? Tapi kalo sebenarnya masih bisa diperjuangkan.. masih ada niatan dan jalan keluar... marilah berjuang. Bila belum yakin, diamlah dulu. Berpikirlah sebelum bertindak. Jangan memutuskan hubungan karena putus asa lalu putus-nyambung-putus-nyambung kayak anak ABG. Iya kalo salah satu pihaknya mau diajak nyambung lagi ketika pihak yang lain berminat nyambung. Kalo nggak? Apa sudah siap?

Jumat, 09 Oktober 2009

Lagi Ga Connected Ni Si Bapak....

Saya(sms ke bos, sudah biasa...minta koreksi dan persetujuan): "Ketua CC akan menjadi pembicara dalam Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi, Sabtu 10/10 pukul ... @Hotel Merdeka Madiun. Kami undang rekan-rekan pers meliput"
Bos : Ok nduk, kirim
Saya : Yah Pak.... tapi itu acaranya pukul berapa...?

-Haduuh... Si bapak ada-ada aja. Kasian si bapak. Pasti lagi kebanyakan pikiran sampe-sampe asal ok aja. Untung saya bukan ABC (Asal Bapak Cenang)-

Selasa, 06 Oktober 2009

Spot Foto Keren di Jogja


Sekedar info buat para photo-hunter..
Ada beberapa spot yang terkenal dan oke untuk dijadikan tempat pemotretan di Jogja.
1. Benteng Vredeburg. Letaknya di perempatan selatan Malioboro. Atau biasa disebut Jogja nol km. Bentuk gedungnya klasik. Yah... secara dia benteng peninggalan Hindia Belanda gitchu. Banyak jendela besar.. tiang-tiang.. pepohonan rindang.. dan lampu khas Jogja. Oke untuk yang pingin bikin bokeh, silhuet, foto model plus pre-wedding bernuansa klasik, dan arsitektur. Untuk foto model dan pre-wed... kalau mau nuansa klasik disarankan modelnya pake baju warna hitam atau putih.. cocok sama warna jendela dan dindingnya yang abu-abu- putih. Tapi kalo mau full color gitu.. sepertinya lebih baik pake warna nge-jreng kecuali hijau. Karena kalo hijau, gerak kita jadi terbatas. Warna jadi mati pas backgroundnya pepohonan. Lebih baik pake pink tua, orange, atau biru.


2. Taman Sari. Letaknya di sekitar kawasan keraton, deket pasar burung ngasem. Naik taksi atau becak aja kalo bingung. Hehe. Kalau ada uang buat beli tiket... boleh foto-foto pas di Taman Sari-nya. Tapi kalo uang terbatas, mending setelah masuk gerbang Taman Sari, kita jalan ke sebelah kanan. Di utara Taman Sari tuh ada lokasi yang disebut Sumur (bawah tanah) yang arsitekturnya oke banget. Terutama buat yang pingin foto BW (Black&White)atau yang pingin belajar lighting. Dulu, anak-anak UGM pertama kali hunting foto langsung dibawa dosennya kesana. Tempatnya oke buat belajar lighting. Trus.. di dekat sumur tuh ada spot reruntuhan bangunan gitu. Tinggi, tempatnya. Kalo motret di situ kita bisa dapet background Taman Sari tampak luar. Dan okenya, di sini juga keren buat foto-foto dengan nuansa petualang dan maskulin gitu karena tempat ini berhasil mempertemukan reruntuhan bangunan, batu, dan langit dengan sangat eksotis. Anginnya juga gede. Kalo mau buat efek tertiup atau terbang gitu tempat ini sangat mendukung.


3. Candi Prambanan, Ratu Boko, dan candi-candi lainnya. Bentuknya yang sangat artistik dan khas... ditambah lagi pelatarannya yang dipenuhi rerumputan, pepohonan rindang, dan kijang-kijang liar (Candi Prambanan), membuat Candi menjadi lokasi yang oke untuk pemotretan pre-wedding, model, dan landscape. Khusus Candi Ratu Boko, tempat ini sangat oke untuk memotret sun rise. Bentuknya yang bolong di tengah, pas sekali dengan titik tempat matahari terbit. Jadi, kayak motret matahari di-framing gitu. Cakepppp banget. Jika menggunakan model, sangat cocok jika model mengenakan gaun berwarna orange. Pas sekali dengan warna sunset-nya. Oya, jangan lupa hindari warna hitam. Warna ini mati karena sama dengan warna candi.


4. Pantai Sundak. Lokasinya di Gunung Kidul, sejajar dengan Pantai Kukup, Krakal, dan Baron. Tapi pantai ini terletak di ujung timur. Butuh waktu dua jam dari Jogja nol km ke pantai ini. Sundak berpasir putih. Indah. Pantai paling indah di Jogja. Gabungan yang oke banget antara pasir putih, rumput laut, tebing curam, langit biru, dan laut dengan ombak yang besar. Cocok untuk landscape, foto model, dan pre-wedding. Kostum yang cocok untuk dipakai di pantai ini berwarna merah, kuning, dan putih. Mantappp bertemu dengan langit dan laut yang biru, tebing yang hitam, pasir putih krem bulat-bulat, dan rumput laut yang hijau.


Ya.. gitu aja dulu info buat yang pingin nyoba njepret-njepret di Jogja. Nantikan info selanjutnya. Selamat mencoba:)